Jelang Perayaan Natal, Sejumlah Harga Kebutuhan Pokok Alami Kenaikan

RUBIS.ID, MEDAN - Berdasarkan pemantauan melalui PIHPS (pusat informasi harga pangan strategis), harga sejumlah komoditas pangan pokok mengalami kenaikan. Seperti harga cabai merah yang pada hari ini rata rata di Sumut dihargai 29.900 per Kg, lebih mahal dibandingkan dengan harga di awal pekan yang ditransaksikan dikisaran 27.650 per Kg. Demikian dikatakan Gunawan Benjamin selaku Pengamat Ekonomi dan Ketua Tim Bahan Pangan Sumatera Utara kepada wartawan, Kamis (5/12).

"Hal yang sama juga terjadi pada harga cabai rawit hijau, yang ditransaksikan di kisaran harga 33.750 per Kg, menjadi 34.500 per Kg. Demikian juga daging ayam yang mengalami kenaikan 36.900 per Kg di awal pekan, menjadi 37.100 per Kg saat ini.namun apakah benar kenaikan tersebut dikarenakan permintaan yang tinggi jelang natal dan tahun baru," sambungnya.

Namun Gunawan menilai, ada dua genderang besar mengapa komoditas tersebut alami kenaikan. Pertama dipicu oleh gangguan distribusi seiring dengan bencana longsor yang tidak bisa diprediksikan. Longsor yang terjadi pada lintas jalan medan berastagi, yang merupakan jalur utama distribusi pangan mengalami masalah belakangan ini. Khususnya setelah bencana banjir dan longsor sejak Pilkada sebelumnya.

"Kondisinya sempat pulih 100%, namun ada bencana susulan yang membuat distribusi barang harus memutar lewat langkat/binjai ataupun lewat simalungun/siantar. Yang membuat biaya distribusi menjadi lebih mahal. Kedua, bisa saja kenaikan ini karena faktor demand atau permintaan yang mengalami kenaikan. Tetapi saya menilai untuk peningkatan demand komoditas pangan semestinya tidak akan terjadi secepat ini," pungkasnya.

Gunawan menerangkan, pengendalian stok bisa saja dilakukan oleh produsen yang mengharapkan harga terbaik. Karena di desember ini, natal dan tahun baru memang selalu menjadi pemikat masyarakat untuk berbelanja. Meskipun pengendalian stok tidak mudah dilakukan untuk semua jenis bahan pangan, khususnya bahan pangan hortikultura.

"Voalatilitas harga yang cukup tinggi memang bisa diakibatkan oleh situasi dimana titik keseimbangan pasar kerap berubah cepat mengikuti dinamika cuaca, yang dinilai kurang bersahabat belakangan ini. Namun pengecualian bagi komoditas pangan kering yang lebih tahan lama seperti bawang, beras, minyak goreng, telur ayam dan gula pasir," tutupnya.(IL)

Komentar

Loading...