OJK Selengarakan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu di JW Marriot Hotel Medan, Tingkatkan Literasi dan Inklusi Industri Jasa Keuangan
RUBIS.ID, MEDAN - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan Self Regulatory Organization (SRO) menyelengarakan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) yang dilaksanakan di Hotel JW Marriot Jalan Putri Hijau, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Senin (03/10/2022) siang tadi.
Di mana kegiatan yang dilakukan secara rutin dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi industri jasa keuangan, khususnya Pasar Modal ini diselenggarakan dalam rangkaian peringatan 45 Tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia yang mengangkat tema “Menuju Ekonomi tangguh, stabil, dan berkelanjutan”.
Kegiatan yang dirangkai dengan media gathering bersama awak media tersebut juga turut menghadirkan beberapa narasumber seperti Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sarjito, Direktur Statistik dan Informasi Pasar Modal OJK, Muhammad Touriq, Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna dan Direktur 1 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, Antonius Herman Azwar.
Hadir sebagai moderator dalam acara tersebut adalah Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara, Untung Santoso.
Dalam rangkaian kegiatan SEPMT di Sumatera Utara ini terdapat berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mengenalkan Pasar Modal kepada masyarakat sehingga diharapkan dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Sumatera Utara.
Rangkaian kegiatan SEPMT sebelumnya telah diawali dengan beberapa kegiatan, seperti CSR berupa pemberian kaki palsu kepada 30 orang penyandang disabilitas yang kurang mampu, serta perbaikan gedung sekolah SMP dan SMA Masehi Sibiru- biru dengan total bantuan sebesar Rp 748.000.000, kemudian Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Perkembangan dan Pengembangan Pasar Modal Indonesia.
Di samping itu, OJK juga akan menyelenggarakan rangkaian kegiatan di antaranya Media Gathering bersama Wartawan, Talkshow Media Lokal, Sosialisasi Kepada Komunitas Lokal (Bhayangkari, Persit, dan Dharma Wanita Persatuan Pajak, TP-PKK, IPEMI Provinsi Sumatera Utara), Kuliah Umum di USU, Seminar Produk Pasar Modal sebagai alternatif sumber pendanaan perusahaan, serta Pertemuan dengan calon Emiten potensial di Sumatera Utara.
OJK secara proaktif dan kolaboratif terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah gejolak ekonomi global. OJK bersama pemerintah juga sangat optimis dengan kondisi perekenomian di Indonesia ke depan yang akan terus tumbuh secara positif, meskipun indikator pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara tetangga justru menunjukkan hal yang sebaliknya.
Ada 4 alasan yang menjadi dasar bagi pemerintah cukup optimis dengan kondisi ekonomi Indonesia ke depan, di mana hal ini juga telah disampaikan Presiden Jokowi dalam Pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-77 Republik Indonesia di antaranya pertama karena Indonesia menjadi salahsatu dari 5 negara yang berhasil mengendalikan Covid-19, kedua, APBN Surplus sebesar Rp106 Triliun, ketiga, inflasi di tanah air terkendali sebesar 4,9% dibandingkan rata-rata inflasi ASEAN sebesar -7% dan inflasi negara-negara maju sebesar –9% dan terakhir pertumbuhan ekonomi bergerak positif 5,4% pada Kuartal II 2022.
Berbicara mengenai stabilitas kinerja pasar modal Indonesia, sepanjang tahun 2022, kinerja Pasar Modal Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan yang positif dan cukup menggembirakan. Bahkan di kuartal II tahun 2022, pertumbuhan IHSG maupun nilai kapitalisasi pasar telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni IHSG di level 7.276,19 pada tanggal 21 April 2022 dan nilai kapitalisasi pasar menyentuh Rp9.555 triliun di tanggal 28 April 2022. Sebagai gambaran, per tanggal 30 September 2022, IHSG sudah kembali menguat dan berada pada posisi 7.040,79 poin atau naik sebesar 6.9% (ytd). Sementara itu, nilai market capitalization juga telah meningkat menjadi Rp9.238 triliun atau naik sebesar 11.9% (ytd).
Dalam kegiatan itu juga terungkap kalau sepanjang tahun 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 163 emisi yang terdiri dari 42 Penawaran Umum Perdana Saham, 21 Penawaran Umum Terbatas, 15 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, 85 Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk di tahap I dan tahap II, dengan total keseluruhan nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp172,73 triliun. Dari 163 kegiatan emisi tersebut, 48 diantaranya adalah emiten baru (41 Emiten Saham dan 7 Emiten Obligasi/Sukuk).
Dari sisi demand, juga terjadi pertumbuhan yang sangat signifikan. Sampai dengan 29 September 2022, jumlah SID tercatat sebanyak 9,76 juta atau meningkat sebesar 30,45%% dari akhir Desember 2021 lalu yang hanya tercatat sebanyak 7,49 juta SID.
Meskipun beberapa indikator Pasar Modal menunjukkan peningkatan kinerja secara umum, namun kinerja Reksa Dana masih mengalami sedikit penurunan. Sampai dengan 23 Sep 2022, total NAB Reksa Dana menurun sebesar 6,63% dari Rp578,44 triliun per 30 Desember 2021 menjadi Rp540,07 triliun.
Sementara itu, total Asset Under Management juga mengalami penurunan sebesar 0,30% dari sebelumnya sebesar Rp844,83 triliun menjadi Rp 847,37triliun. Selanjutnya, terkait dengan perkembangan Pasar Modal syariah, pada tanggal 23 September 2022, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 210.09 poin naik sebesar 11.15% dibandingkan indeks ISSI pada 30 Desember 2021 sebesar 189.02 poin.
Beralih ke Sukuk Korporasi, selama kurun waktu Januari sampai dengan 23 September 2022, terdapat penerbitan untuk 213 seri Sukuk Korporasi dengan total nilai sebesar Rp 40.26 triliun. Dibandingkan dengan data akhir tahun 2021 yang hanya menerbitkan Sukuk sebanyak 189 dengan total nilai emisi sebesar Rp 34.77 triliun. Namun demikian, jumlah Reksa Dana syariah mengalami penurunan, dari sebelumnya 289 menjadi 272 RD per 23 September 2022.
Sementara terkait perkembangan pasar modal di Sumatera Utara, terdapat 3 perusahaan yang telah melakukan proses IPO di tahun 2022, sehingga secara total terdapat 11 perusahaan emiten di Sumatera Utara. Kinerja pasar modal di Sumatera Utara juga secara stabil turut menunjukkan pertumbuhan.
Per Agustus 2022, total rekening SID tercatat mencapai 435.621 rekening, tumbuh sebesar 51,47% dibanding tahun lalu. Jumlah rekening ini terdiri dari rekening Reksadana sebanyak 403.967, rekening saham sebanyak 194.403 dan rekening Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 40.475.
Pertumbuhan rekening tertinggi terdapat pada Reksadana yaitu 57,08% yoy diikuti dengan Saham sebesar 40,41% yoy. Adapun nilai transaksi saham selama tahun 2022 (Januari – Agustus) mencapai Rp102,60 Triliun dengan rata-rata transaksi per bulan sebesar Rp12,82 Triliun. Dengan perkembangan kinerja tersebut, diharapkan investor lokal dapat berperan aktif dengan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Dalam rangkaian kegiatan SEPMT ini, OJK bersama SRO terus mendorong perusahaan potensial di wilayah Sumatera Utara untuk dapat memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan perusahaan melalui IPO (go public). Go public memiliki banyak sekali manfaat bukan hanya semata-mata mengenai sumber dana namun untuk keberlangsungan usaha. Bursa Efek Indonesia terbuka untuk seluruh jenis, ukuran, sektor usaha untuk memanfaatkan pasar modal sebagai rumah pertumbuhan. Untuk mempermudah para pelaku usaha untuk go public, BEI menyediakan IDX Incubator yang akan mendampingi perusahaan mulai dari tahap persiapan hingga perusahaan tersebut dapat melantai di Bursa Efek.
Investor pasar modal tidak perlu merasa khawatir untuk berinvestasi di Pasar Modal. Pahami, punyai instrumen investasinya dan pantau kondisi serta informasinya. BEI menyediakan berbagai upaya perlindungan Investor, di antaranya dengan memberikan notasi diletakkan di belakang ticker code perusahaan yang mencerminkan kondisi perusahaan. Selalu know behind the dot. Salahsatu nilai tambah keberadaan OJK adalah menjamin kegiatan di sektor keuangan selalu dilandasi dengan semangat untuk memberikan perhatian kepada Edukasi dan Perlindungan.
OJK selaku regulator sektor jasa keuangan terintegrasi terus melakukan upaya untuk senantiasa menjadi perlindungan konsumen sebagai isu strategis. Salahsatunya dengan pemberdayaan konsumen dan masyarakat (consumer empowerment), serta menjaga keseimbangan antara tumbuh kembangnya sektor jasa keuangan dengan perlindungan konsumen dan masyarakat. Program Edukasi keuangan yang secara masif terus dilakukan oleh OJK anatara lain simolek edutaiment, desaku cakap keuangan, literasi melalui organisasi perempuan, sobat sikapi, mahasiswa/pramuka sebagai agen literasi keuangan.
Selain itu secara online, juga dilakukan sosialisasi untuk menggunakan learning management system. Dengan adanya program SEPMT ini, OJK berharap dapat mendorong peningkatan literasi dan inklusi di Pasar Modal Indonesia khususnya di Sumatera Utara sehingga masyarakat akan merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. (IL/rel)
Komentar