Harga BBM Naik, Pengamat Ekonomi : Biaya Produksi Dan Angkutan Naik, Harga Telur Dan Daging Ayam Malah Merosot
RUBIS.ID, MEDAN - Harga daging ayam dalam tiga hari terakhir mengalami penurunan harga yang cukup tajam. Mengacu kepada PIHPS, di kota medan harga daging ayam turun dari kisaran harga 29.900 per Kg, menjadi 26.300 di pekan ini atau anjlok sekitar 12%. "Padahal harga daging ayam di kota medan mampu bertahan dikisaran 29.900 per Kg sekitar lebih kurang satu bulan lamanya" jelas Benjamin Gunawan Selaku pengamat ekonomi dan Ketua Tim Pantau Bahan Pangan kepada wartawan dalam wawancara singkatnya, Rabu ( 5/10/22)
Ia mengatakan, Di siantar harga daging ayam juga mengalami penurunan dikisaran 22.250 per Kg, dari posisi akhir pekan kemarin yang masih sempat dijual dikisaran 24 ribu per Kg atau turun 7.3%. "Di padang sidempuan juga turun 3% dari posisi 34.500 menjadi 33.500 per Kg. Sementara untuk kota Gunung sitoli masih stabil 30 ribuan per Kg, dan dikota lainya seperti sibolga stabil di 41 ribuan per Kg," katanya.
Namun, Lanjutnya, untuk teluar ayam di Sibolga turun tajam dari akhir pekan lalu yang di level 38 ribu per Kg, saat ini dijual dikisaran harga 33 ribu per Kg, atau anjlok 13%. Sementara untuk padang sidempuan masih stabil dikisran 25.600 per Kg, siantar stabil dengan kecenderungan turun dari 25.800 ke 25.200 per Kg, kota sibolga stabil di kisaran 29.700 dan di kota medan stabil dikisaran 26.100 per Kg,"ungkap Gunawan.
Namun kedua komoditas sumber protein tersebut (Daging dan Telur Ayam) berpeluang untuk melanjutkan tren penurunan. Dari temuan dilapangan pasokan dari wilayah deli serdang mengalami peningkatan.
"Nah untuk telur ayam juga diproyeksikan berpeluang untuk turun harga, seiring dengan penambahan jumlah indukan ayam petelur baru, setelah sebelumnya banyak ditemukan ayam indukan afkir yang membuat harga telur mengalami kenaikan,"katanya lagi.
Tetapi, dari hasil temuan dilapangan banyak peternak ayam pedaging yang sudah tidak lagi melanjutkan usahanya. Dari beberapa responden kita, sekitar 90% peternak ayam mandiri lebih memilih menutup usahanya. Seiring dengan peningkatan harga input produksi peternakan dan kenaikan pengeluaran akibat inflasi.
Sementara, Data BPS juga menunjukan terjadi penurunan indeks nilai tukar petani peternakan yang turun dari 100.23 (Agustus) menjadi 99.67 (September). "Dan dari di bulan juni ke juli indeks nilai tukar petani peternakan sebelumnya mampu berada di level 101.75 (Juni) dan 100.17 (Juli). Nah, sejauh ini peternak yang masih mampu bertahan adalah peternak plasma yang bekerja sama dengan perusahaan,"jelasnya.
"Diperkirakan total jumlah peternaknya berkisar 80% plasma, dan 20% mandiri. Dan dari pantauan harga pakan ternak sendiri, pada dasarnya dalam dua pekan terakhir harga pakan ternak terpantau stabil. Jadi saat ini penurunan harga daging ayam dan telur ayam serta potensi penurunan lanjutan nantinya dipengaruhi oleh penambahan pasokan yang melimpah," tutupnya. (IL/red)
Komentar