Bahtiar Bersama Aswin dan Germadi Suarakan Kesadaran Kaum Muda Tentang Pemilu

RUBIS.ID, MEDAN - Bakhtiar Sibarani tokoh masyarakat Sumut, memberikan ajakan khusus kepada mahasiswa untuk menggunakan hak suara mereka pada Pemilu 2024. Dalam diskusi publik yang digelar Germadi, di Kafe Seulawah Kupi, di MMTC Pancing, Medan, Sabtu (3/2/24), ia menyoroti kekhawatiran mahasiswa yang belum menerima surat undangan (C6) untuk memilih.
"Yang ingin sampaikan kepada mahasiswa, jangan khawatir jika belum mendapatkan surat undangan. Datanglah ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP), "tegas Sibarani di hadapan tiga ratusan mahasiswa yang hadir.
Ia menekankan, selama memiliki KTP sebagai warga negara Indonesia, mahasiswa dapat menyalurkan suaranya di TPS tanpa memerlukan surat undangan khusus tetapi secara khusus untuk pemilihan calon presiden. Petugas pemungutan suara akan melayani dengan baik di setiap TPS.
"Mahasiswa memiliki peran penting dalam menentukan arah bangsa ini. Jangan biarkan kendala administratif menghambat partisipasi kalian dalam demokrasi, "lanjutnya, menciptakan semangat partisipasi aktif di antara para hadirin.
Sibarani menekankan bahwa setiap suara memiliki bobot penting dalam menentukan masa depan bangsa.
"Jadilah bagian dari perubahan positif dengan menggunakan hak pilih kalian. Cukup bawa KTP dan sampaikan aspirasi kalian melalui TPS,” serunya.
Dalam suasana hangat diskusi, mahasiswa tampak termotivasi untuk aktif ikut berpartisipasi dalam proses demokrasi. Pesan Bakhtiar Sibarani membuktikan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk menentukan masa depan negeri, terlepas dari kendala administratif.
Yance Aswin, seorang praktisi hukum, memberikan solusi kepada mahasiswa yang belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Presiden 2024. Panduan bagi mahasiswa yang ingin menggunakan hak suara di tempat yang tidak sesuai dengan domisilinya.
"Sejauh dia terdaftar di DPT, aturan itu berlaku secara menyeluruh untuk pemilihan Pilpres. Dia warga Negara Republik Indonesia yang berhak menggunakan hak pilihnya, terkecuali jika dia tidak terdaftar di DPT. Tanggal pendaftaran diperpanjang sampai 7 Februari. Buat adik-adik mahasiswa, cukup di daerahnya sendiri, dia bisa tau TPS berapa, langsung aja ke tempat misalnya KPU, boleh cek online atau tidak. Nanti data itu dimana TPS dia diarahkan, "jelas Aswin.
"KPU memastikan mahasiswa terdaftar sebagai DPT di daerahnya. Mereka yang pindah tugas atau misalnya mahasiswa tetapi di lokasi itu, harus ada surat keterangan. Dengan membawa KTP dan fotokopi kartu keluarga, dia bisa menggunakan haknya di TPS manapun asalkan terdaftar di DPT di daerah tersebut, "tambahnya.
Lanjut Aswin menegaskan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam proses ini.
"Kita harus aktif mengurusnya. Pemilih seperti ini harus terdaftar di tempat dia tinggal. Mereka harus siap dari sekarang dan harus menunjukkan bahwa mereka mahasiswa yang terdaftar di sana, "ujar Aswin.
Aswin juga mengingatkan bahwa pemilih seperti ini harus merespons secara proktif mengurus surat pindah memilih. “Pemilih harus terdaftar di DPT di tempat dia tinggal. Ini penting agar proses pemilihan berjalan lancar, "pungkasnya
Ibnu Arsib selaku aktivis Gerakan Mahasiswa Demokrasi Indonesia (Germadi) yang menjadi moderator dalam acara tersebut menyampaikan bahwa kegiatan tersebut adalah sebuah bentuk usaha kesadaran pemuda dan mahasiswa di Sumatera Utara terkait kondisi demokrasi di Indonesia terkhususnya soal kondisi penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini.
"Ini adalah kegiatan sebagai bentuk usaha penyadaran terkait kondisi demokrasi saat ini. Kita berharap pemilu tahun ini dilaksanakan secara cerdas dan beritegritas. Jauh dari segala kecurangan dan intimidasi. Prinsip pemilu langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil atau luber jurdil harus benar-benar dipegang teguh oleh setiap penyelenggara, peserta dan pemilih dalam pemilu," ucapnya.
Ibnu yang juga mahasiswa S2 di Fakultas Hukum UISU mengatakan bahwa mahasiswa dan pemuda memiliki peran strategis dalam kemajuan bangsa dan negara ini.
"Jika kita tarik sejarah gerakan mahasiswa dahulu, mahasiswa dan pemuda memiliki peran melakukan perubahan di negara ini. Di dunia mahasiswa sering dikatakan bahwa mahasiswa adalah agen perubahan. Dan mahasiswa juga menjadi benteng terakhir demokrasi. Mahasiswa dan pemuda jangan diam melihat kondisi demokrasi Indonesia saat ini. Kita harus memiliki kesadaran dan tidak membiarkan negara ini dikuasai oleh pelanggaran HAM berat serta yang merusak-rusak konstitusi,"tutupnya.(FH)
Komentar