Ket: Cabai merah di stabat kabupaten langkat.(Dok.Istimewa)

RUBIS.ID, SUMUT – Harga cabai merah sempat melonjak tajam hingga menyentuh Rp100 ribu per kilogram di Pasar Baru Stabat, Kabupaten Langkat, pada Sabtu (27/09). Namun, hanya sehari berselang, harga kembali turun ke kisaran Rp70 ribu per kilogram, Minggu (28/09).

Fenomena ini berbeda dengan kondisi harga di Pasar Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Di hari yang sama, Sabtu (27/09), harga cabai merah di pasar tersebut tercatat lebih stabil, berada di kisaran Rp73 ribu hingga Rp78 ribu per kilogram.

Pengamat pangan sekaligus Ketua Bahan Pangan Sumatera Utara, Hunawan Benjamin, menjelaskan bahwa lonjakan harga di Langkat disebabkan oleh minimnya pasokan cabai dari luar Sumut yang masuk ke wilayah tersebut.

"Pasokan cabai kardus dari luar provinsi umumnya masuk melalui jalur dataran rendah dari Labuhan Batu menuju Medan. Jika pasokan ini terganggu, harga di wilayah seperti Langkat akan langsung terpengaruh," ungkap Benjamin kepada wartawan, Minggu (28/09).

Menurutnya, saat pasokan terganggu seperti pada Sabtu lalu, distribusi cabai ke Langkat tidak mencukupi kebutuhan pasar. Padahal, pada hari-hari normal, wilayah tersebut juga sangat bergantung pada pasokan dari pasar besar seperti Pasar Induk Lau Chi, Medan.

“Distribusi cabai kardus yang jauh dari rantai pasok utama pedagang besar seringkali memicu kenaikan harga di daerah seperti Langkat,” tambahnya.

Hunawan menegaskan bahwa selama Sumut masih bergantung pada pasokan cabai dari luar wilayah, maka fluktuasi harga akan sulit dihindari. Cabai merah pun tercatat sebagai komoditas yang paling volatil, dan sering kali turut mempengaruhi harga cabai rawit serta cabai hijau.

Sementara itu, saat ini harga cabai rawit terpantau menurun di tengah melimpahnya pasokan. Di sejumlah wilayah dataran rendah, cabai rawit ditransaksikan dalam kisaran Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram. Harga cabai hijau pun mengalami penurunan, berada di kisaran Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram.(*)