Pasar Keuangan Hingga Harga Emas Dibayang-Bayangi Tekanan Sepekan Kedepan

RUBIS.ID, MEDAN - Pasar keuangan dalam sepekan kedepan berpeluang dalam tekaan besar, jika rilis data inflasi AS nantinya merealisasikan angka yang lebih besar dari ekspektasi. Walaupun demikian, selama sepekan sebelumnya pasar keuangan sudah mengalami tekanan yang bisa saja merupakan bentuk antisipasi pasar terkait rilis data inflasi di pekan ini. Demikian dikatakan Gunawan Benjamin selaku Pengamat ekonomi kepada awak media melalui Press releasenya, Minggu (10/9/2023).
Akan tetapi, dikatakan Gunawan, potensi tekanan lanjutan tetap terbuka. "Sejauh ini inflasi di AS diproyekssikan akan bergerak naik ke 3.7% pada bulan agustus secara tahunan atau year on year. Sejauh ini, ekspektasi laju tekanan inflasi lebih tinggi dari realisasi inflasi buan sebelumnya yang sebesar 3.2%. Sementara itu, inflasi inti di AS diproyeksikan akan lebih rendah dari level 4.7% pada bulan sebelumnya," katanya.
Ia menilai pelaku pasar masih berkesimpulan bahwa sekecil apapun kenaikan inflasi yang terjadi di AS tetap tidak akan merubah sikap Bank Sentral AS atau The FED untuk menaikkan besaran bunga acuannya. Sikap hawkish the FED akan tetap menjadi penghalang bagi pasar keuangan untuk bergerak di zona hijau.
"Pada dasarnya pelaku pasar bisa saja merespon positif rilis data inflasi di AS nantinya. Terlebih jika rilis data inflasi lebih rendah atau setidaknya tidak jauh berbeda dengan ekspektasi. Saya memperkirakan IHSG berpeluang melemah dalam rentang 6.850 hingga 6.970 selama sepekan kedepan. Sementara itu, mata uang rupiah akan bergerak melemah dalam rentang 15.200 higga 15.400 per US Dolarnya,"pungkasnya.
Untuk kinerja harga emas, lanjut Gunawan, diproyeksikan akan melemah dan berkonsolidasi di kisaran level $1.900 per ons troy." Harga emas berpeluang bergerak dalam rentang $1.900 hingga $1.930 per ons troy dalam jangka pendek," terangnya.
Sentimen pasar di tanah air akan banyak dimotori oleh sentiment eksternal. Dan sejauh ini sejumlah sentiment eksternal yang akan dirilis khususnya dari Negara-Negara besar diproyeksikan akan lebih buruk dibandingkan dengan sebelumnya. Salah satunya adalah perlambatan kinerja pertumbuhan ekonomi Inggris. Dan sangat berpeluang menekan kinerja pasar keuangan global secara keseluruhan.(IL)
Komentar