Tahun 2023, Antusias Anak Muda untuk Berinvestasi di Pasar modal Semakin Meningkat

RUBIS.ID, MEDAN – PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bekerja sama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Indonesia SIPF (SIPF) menyelenggarakan sosialisasi dan edukasi bersama awak media di kota Medan, Rabu (01/11/2023).

Pada kegiatan tersebut, KSEI memaparkan tentang pertumbuhan investor pasar modal, termasuk nilai aset investor Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang mencapai 41,65 triliun Rupiah.

Kepala Unit Edukasi Layanan Jasa, Ruth Yendra Indriyatmi menyampaikan, pertumbuhan investor muda di Indonesia masih cukup signifikan dari tahun ke tahun Pada tahun 2014, jumlah investor 30 tahun ke bawah berada di kisaran 394.

“Jumlah tersebut meningkat menjadi 60 pada tahun 2023, seiring dengan semakin meningkatnya antusiasme anak muda untuk berinvestasi di pasar modal,” sebut Ruth.

Sejalan dengan meningkatnya minat anak muda untuk menjadi investor pasar modal, maka sosialisasi dan edukasi kepada mahasiswa menjadi salah satu fokus utama KSEI. Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan literasi tentang pasar modal. Minat dan partisipasi mahasiswa untuk mulai berinvestasi dapat menjadi fondasi kokoh untuk perkembangan dan ketahanan pasar modal Indonesia.

Ruth menambahkan, anak muda semakin cerdas dalam menentukan pilihan investasinya, termasuk investasi di pasar modal. Sektor industri yang sahamnya banyak dimiliki anak muda rata-rata memiliki kapitalisasi yang cukup besar, sehingga faktor fundamental menjadi pertimbangan anak muda dalam menentukan saham pilihan.

Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pasar modal Indonesia, khususnya regulator dalam hal menyediakan sarana dan infrastruktur yang memadai, karena milenial dan gen z sangat identik dengan perkembangan teknologi dan era digital.

Dengan demikian, layanan pasar modal mulai dari pembukaan rekening, proses transaksi hingga penyelesaiannya harus dapat dilakukan secara mudah dan transparan. Ruth menyampaikan, KSEI bersama dengan berbagai pihak melakukan program peningkatan literasi pasar modal melalui kerja sama dengan perguruan tinggi.

Hal ini cukup efektif karena berhasil mengajak mahasiswa sebagai investor muda untuk mulat berinvestasi di pasar modal. “Per 20 Oktober 2023, nilai investasi investor muda berusia 30 tahun ke bawah dan 31-40 tahun sudah mencapai Rp 160,76 triliun, KSEI berharap dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan, mereka akan menjadi investor pasar modal yang berkualitas dan paham berinvestasi, sehingga mampu mendukung ketahanan pasar modal Indonesia”, terang Ruth.

Selain itu, Medan memiliki potensi yang cukup besar yang ditunjukkan dengan angka pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Utara yang baik. Berdasarkan data KSEI per 20 Oktober 2023, jumlah investor pasar modal di provinsi Sumatera Utama menempati urutan ke-6 jumlah investor dan 34 provinsi di Indonesia.

Jumlah investor pasar modal di Medan sebanyak 204 656 ribu dengan nilai aset sebesar Rp24,9 triliun. Dari sisi pendidikan, investor di Medan didominasi 54,844 lulusan SMU ke bawah, disusul dengan Sarjana yang mencapai 4,345.

Sementara Hingga 20 Oktober 2023, jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 11,8 juta investor, yang mencakup investor pemilik saham, obligasi dan reksa dana. Jumlah investor pasar modal yang berusia di bawah 30 tahun tercatat sebanyak 56,78 % dan 30-40 tahun sebanyak 2340 persen, sehingga total investor berusia muda telah mencapai 80,18 persen, dengan nilai asset sebesar Rp160 triliun.

Secara demografi komposisi investor pasar modal individu didominasi 62,38 % laki-laki. Dilihat dan sisi pendidikan, investor dengan pendidikan tertinggi SMU telah mencapai 64,63% dengan nilai aset sekitar Rp 211triliun. Data ini juga mendukung bahwa dari sisi pendidikan pun, pasar modal Indonesia paling banyak berasal dari generasi muda.

Kegiatan di Medan diawali dengan sosialisasi dan edukasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara pada 31 Oktober 2023 dan dilanjutkan dengan media gathering bersama wartawan Kota Medan, Rabu (01/11/2023).

Dalam kegiatan tersebut, Ruth juga menyampaikan tentang rencana strategis KSEL. Beberapa pengembangan yang dilakukan KSEI disesuaikan dengan inovasi digital dan perkembangan teknologi, antara lain, simplifikasi pembukaan rekening online dan platform eASY.

KSEJ untuk mengikuti RUPS online. Selain itu, KSEI juga berencana mengembangkan aplikasi cash management system atau K-CASH untuk mendukung implementasi sub rekening efek (SRE) dan investor fund unit account (IFUA) sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah.

“Inisiatif ini sangat cocok di kalangan anak muda karena menggunakan platform berbasis aplikasi yang dapat digunakan melalui ponsel. KSEI juga mengembangkan platform CORES, “katanya yang turut disaksikan Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia Provinsi Sumut, M Pintor Nasution.

“KSEI yang digunakan untuk sentralisasi administrasi data know your dient (KYC) investor. Platform ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pembukaan rekening di pasar modal Indonesia, “tutupnya. (Arie)

Komentar

Loading...