Alhamdulillah, Penuh Rasa Syukur Saniem Berangkat Haji Bersama Ibunda

RUBIS.ID, MEDAN - Menunaikan ibadah haji adalah impian umat Islam. Apalagi, bisa berangkat bersama orang-orang tersayang, tentu itu sangat diidamkan. Bagi banyak orang, pengalaman spiritual ini merupakan puncak dari perjalanan hidup yang penuh dengan pengorbanan dan doa.
Hal ini yang dirasakan Saniem (62), seorang wanita paruh baya yang merasa sangat beruntung karena berkesempatan menunaikan ibadah haji bersama sang ibunda, Wagiem (87).
Keduanya tergabung di kelompok terbang (kloter) 4 Embarkasi Medan, asal Kota Medan. Keberangkatan mereka ke Tanah Suci tentu menjadi momen yang tak terlupakan.
“Alhamdulillah ya Allah, saya diberikan kesempatan untuk ke Tanah Suci bersama Ibu saya,” ucap Saniem dengan penuh rasa syukur kepada rubis.id di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Asrama Haji, Rabu (15/5/2024).
Nenek Wagiem (87) Asal Jalan Karya, Karang Berombak, Medan Barat. (Foto: Indra Lubis/Rubis.id)
Momen tersebut bukan hanya menjadi perjalanan spiritual, tetapi juga perjalanan emosional yang mendalam. Saniem dan Nenek Wagiem telah menunggu 12 tahun untuk bisa menunaikan rukun Islam yang kelima ini.
“Saya 12 tahun menunggu,” tambah Saniem dengan mata berkaca-kaca. Selama belasan tahun itu, mereka berdua tidak pernah putus berdoa dan berharap agar nama mereka dipanggil untuk menjadi tamu Allah di Tanah Suci.
Bagi Saniem, bisa menunaikan haji bersama sang ibunda adalah berkah yang luar biasa.
“Ibu saya adalah sosok yang sangat sabar dan penuh kasih. Bisa menemani beliau ke Tanah Suci adalah impian saya sejak lama,” ujarnya.
Nenek Wagiem yang berusia 87 tahun tampak bahagia dan penuh semangat meski usianya sudah tidak muda lagi.
Keduanya terlihat saling mendukung satu sama lain, memperlihatkan betapa kuatnya ikatan keluarga dalam menjalani ibadah haji ini.
Keberangkatan mereka juga mendapat dukungan penuh dari keluarga besar yang tinggal di Jl Karya, Karang Berombak, Medan Barat, Kota Medan.
“Ini bukan hanya perjalanan Saniem dan Nenek Wagiem, tetapi juga perjalanan kami semua. Doa kami menyertai mereka,” kata salah satu anggota keluarga.
Saniem dan Nenek Wagiem tidak hanya membawa bekal fisik dan mental yang kuat, tetapi juga bekal spiritual yang telah dipersiapkan jauh hari.
Mereka mengikuti berbagai pengajian dan bimbingan manasik haji agar bisa melaksanakan setiap rukun haji dengan sempurna.
“Kami ingin ibadah haji ini benar-benar sempurna dan diterima Allah,” ungkap Saniem.
Kisah perjalanan Saniem dan Nenek Wagiem ini menginspirasi banyak orang, terutama para calon jamaah haji yang masih menunggu giliran.
Kesabaran dan keteguhan mereka selama 12 tahun menjadi contoh bahwa impian menunaikan haji bisa tercapai dengan doa dan usaha yang tidak pernah putus.
“Jangan pernah menyerah, karena Allah pasti mendengar doa kita,” pesan Saniem kepada sesama calon jamaah haji.
Perjalanan Saniem dan Nenek Wagiem menuju Tanah Suci adalah bukti bahwa dengan doa, usaha, dan dukungan keluarga, impian bisa menjadi kenyataan. Kisah mereka membawa pesan tentang pentingnya kesabaran, keikhlasan, dan rasa syukur dalam menjalani kehidupan dan ibadah. (IL)
Komentar