Produksi Daging Ayam Naik 45 Persen di Oktober, Pengamat Ingatkan Potensi Lonjakan Harga Telur
Ket: Pengamat ekonomi sekaligus Ketua Bahan Pangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin.(Dok.Tim/ ist)
RUBIS.ID, MEDAN - Produksi daging ayam nasional diproyeksikan meningkat sekitar 45 persen pada Oktober 2025. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya konsumsi masyarakat seiring pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digalakkan pemerintah. Namun, pengamat pangan mengingatkan agar lonjakan konsumsi tersebut tidak menimbulkan dampak lanjutan terhadap harga komoditas pangan lain, terutama telur ayam.
Pengamat ekonomi sekaligus Ketua Bahan Pangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, menilai peningkatan konsumsi daging ayam akibat program MBG berpotensi diikuti oleh naiknya kebutuhan terhadap telur ayam. Ia menyarankan agar penyelenggara dapur MBG mempertimbangkan penggunaan telur ayam secara bertahap.
“Karakteristik pasokan telur ayam berbeda dengan daging ayam. Jika ayam pedaging bisa diproduksi dalam waktu 25 hari, maka produksi telur memerlukan perencanaan hingga 18 minggu, bahkan lebih lama jika sarana kandang belum siap,” jelas Gunawan kepada wartawan, Minggu (5/10).
Gunawan menambahkan, harga telur ayam saat ini masih berada pada kisaran Rp1.400 hingga Rp2.100 per butir. Namun jika konsumsi meningkat secara signifikan tanpa perencanaan matang, harga telur berpotensi naik tajam.
“Kenaikan harga memang menguntungkan peternak, tetapi bisa memicu inflasi dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Karena itu, kebijakan seperti MBG perlu diimbangi dengan perencanaan produksi dan konsumsi yang ideal,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gunawan menyarankan agar pemerintah melakukan sosialisasi lebih awal kepada para peternak jika program MBG akan dijadikan program prioritas jangka panjang. Ia juga menekankan pentingnya penyelesaian berbagai isu mendasar seperti dugaan keracunan atau kendala teknis lainnya agar pelaksanaan program MBG dapat berjalan optimal.
“Jika berbagai kendala dapat diatasi, bukan hanya masyarakat yang akan menerima manfaat program MBG, tetapi juga pelaku usaha di seluruh rantai pasokan bahan makanan akan lebih mudah diarahkan,” pungkasnya.(*)

Komentar