PP KAPPIR Gelar Dialog Refleksi Akhir Tahun 2024 Menyikapi Kebijakan Mendiktisaintek

RUBIS.ID, MEDAN - Pimpinan Pusat Koalisi Pemerhati Indonesia Raya menggelar Dialog Refleksi Akhiir Tahun 2024 Menyikapi Kebijakan Mendiktisaintek, kemana arah kebijakan Pendidikan Tahun 2025, di Kopi Kereta Api Sena, Kota Medan, Selasa, (31/12/2024).
Dialog Refleksi Akhir Tahun dengan Meitia Ivanka sebagai Host menghadirkan narasumber Edwansyah Siahaan Sekretaris Asosiasi Toko Mahasiswa Sumatera Utara, Ansyaad Tanjung S.T Ketua IMMMI - SU, Dr. M.Joharis Lubis.MM.M.Pd
Akademisi, Nur Hidayah, Ketua KOPRI PMII Medan, Muhammad Ravin Presiden Mahasiswa Unimed, Hans Hafiz Yazid, Ketua Komisariat IMM FEB UMSU, Mickael Halomoan Harahap, Ketua Koalisi Pemerhati Indonesia Raya.
Muhammad Ravin Presiden Mahasiswa Unimed mengatakan bahwa untuk pendidikan Indonesia kedepannya dirinya berharap semoga pendidikan Indonesia bukan hanya sekedar sebagai tempat mendidik namun juga tempat anak bangsa menjadi lebih baik lagi, terkhusus juga untuk para pendidik di Indonesia semoga mendapatkan Fasilitas dan kenyamanan dan layak, tidak kesulitan lagi dalam memberikan pelayanan yang baik untuk anak bangsa.
"Semoga banyak guru di Indonesia semakin sejahtera. Karena guru adalah tempatnya mendidik bukan seperti panti asuhan indonesia butuh Pemimpin yang memperhatikan pendidikan dari segala aspek. Semoga pemerintah Indonesia dapat menstabilkan pendidikan Indonesia untuk Indonesia Emas 2024," ungkapnya.
Nur Hidayah Ketua Kopri PMII Kota Medan mengatakan bahwa berbicara tentang Pendidikan Indonesia, tentunya berkaitan dengan kurikulum, tenaga pendidik, dan infrastruktur. Melihat kebijakan pemerintah Terkait tenaga pendidik, yang mana isu beredar "tidak ada lagi perekrutan guru honorer" dan guru honorer konon katanya akan diangkat menjadi PNS, dan di tempatkan diseluruh sekolah- sesuai bidangnya, dirinya mempertanyakan "lalu apakabar" dengan sarjana muda pendidikan? Bagaimna juga dengan kualitas siswa - siswa di sekolah, yang apabila guru mengambil sikap terhadap siswa dikenakan sanksi, bagaimana dengan adab dan karakter siswa, guru dituntut untuk mencerdaskan siswa, tetapi bagaimna dengan kesejahteraan guru, dalam pendidikan perlu adanya kerjasama antara guru, orang tua dan pemerintah, dan dalam pendidikan tidak hanya semata-mata nilai intelektual yang ditanamkan tetapi juga penanaman karakter siswa.
"Harapannya untuk tahun 2025, pemerintah melihat kembali bagaimana nasib sarjana - sarjana muda pendidikan dan guru - guru muda (honorer) di Indonesia, "katanya.
Edwansyah Siahaan Asosiasi Tokoh Mahasiswa Sumatrera Utara(ATOM) mengatakan bahwa seluruh mahasiswa serta pemuda harus mengambil peran dan andil dalam menyelesaikan segala problematika yg ada di negara ini, Termasuk masalah kenaikan UKT,
"Penyalahgunaan penerima beasiswa dan lain sebagainya yg di negara ini. Kenaikan yang tidak relevan dan tidak di imbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan akan memperburuk problematika pendidikan di indonesia, sehingga membutuhkan kesadaran serta partisipasi aktif dari mahasiswa itu sendiri untuk mencari solusi dalam mengatasi segala problematika yg ada di negara ini," pungkasnya.
Mickael Halomoan Harahap Selaku ketua Koalisi Pemerhati Indonesia Raya mengatakan bahwasanya acara ini semangat sebagai sebuah gerakan untuk bentuk kepedulian kita terhadap mau di bawa Kemana pendidikan 2025 nanti, kami juga berharap dengan di baginya kementerian pendidikan menjadi tiga oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto bisa lebih efektif dan efisien untuk memajukan pendidikan di Indonesia. “tutupnya.(Red)
Komentar