Presiden RI Appresiasi Komposisi Investor di BEI, Optimis Menyambut Investasi Saham 2023

Foto :

Presiden RI, Joko Widodo menyampaikan dalam acara Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023, yang diselenggarakan di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/2/2023).(Foto Sekretariat Presiden, Ist)

RUBIS.ID, JAKARTA – Pada Saat pembukaan perdagangan saham BEI di hari pertama perdagangan 2023. Optimisme pada awal tahun 2023 telah dirasakan para investor saat memulai perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, Salah satu pemicunya yaitu berkat kehadiran Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo.

"Sepanjang tahun 2022, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI berhasil menguat 4,09% (yoy) menjadi 6.850,62. Meskipun kenaikan IHSG tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya, angka ini tercatat masih membukukan kinerja yang positif jika dibandingkan dengan sebagian besar indeks bursa global yang melemah di tengah perlambatan ekonomi dunia."Demikian dikatakan Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Pintor Nasution dalam relasenya yang diterima awak media, Jumat (06/01/2022).

Dijelaskannya, BEI juga menunjukkan keperkasaannya di tahun 2022 dengan keberhasilan menyentuh rekor baru. Pada 13 September 2022, IHSG mencapai all time high di level 7.318,02. Kapitalisasi pasar juga melonjak dan mencapai rekor tertingginya sebesar Rp9.600,24 triliun pada 27 Desember 2022. Sementara jumlah investor pasar modal naik 37,5% menjadi 10,30 juta.

"Namun, Jika dibandingkan dengan indeks ASEAN lain, IHSG merupakan indeks saham dengan kinerja terbaik ketiga setelah indeks Thailand (SETi), yang meningkat 0,67% (yoy), Malaysia (FTSE BM) yang melemah -4,60% (yoy), Filipina (PSEi) turun -7,81% (yoy), dan Vietnam (VN-Index) memimpin pelemahan sebesar -32,78% (yoy). Sementara indeks Singapura, Strait Times, tumbuh di level yang sama dengan IHSG sebesar 4,09% (yoy)." jelas Pintor Nasution.

Sementara itu, pada skala dunia, IHSG BEI masuk 10 besar terbaik. Kinerja IHSG lebih baik dibandingkan sejumlah indeks saham negara maju. Indeks Amerika Serikat (DJIA) melemah -8,78% (yoy), Jerman (DAX) terkoreksi -12,35% (yoy), Prancis (CAC 40) turun -9,50% (yoy), dan Inggris (FTSE 100) menguat 0,91% (yoy).

Menurut Presiden Joko Widodo, tahun 2023 merupakan tahun ujian bagi ekonomi global dan domestik. "Kita patut bersyukur bahwa indeks di tahun 2022 mengalami kenaikan 4,1% dibandingkan bursa-bursa di negara lain yang mengalami penurunan yang sangat tajam," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya setelah membuka perdagangan BEI pada Senin (2/1).

Presiden mengapresiasi pertumbuhan perdagangan saham pada 2022. Terutama menyoroti kapitalisasi pasar, yang bertumbuh 15% hingga mencapai Rp9.499,14 triliun. Pencapaian tersebut, katanya, merupakan pencapaian yang besar karena diperoleh di tengah-tengah turbulensi ekonomi global pada 2022.

"Ini adalah tahun ujian bagi ekonomi global, maupun ekonomi kita. Kita tetap harus hati-hati, waspada," kata Presiden Jokowi.

Presiden juga mengapresiasi komposisi investor di BEI yang sebanyak 70% merupakan investor dengan umur di bawah 40 tahun, dan 55% di bawah 30 tahun. Hal ini menandakan prospek pasar saham Indonesia ke depan masih sangat menjanjikan karena diisi para investor usia produktif.

"Dengan optimisme ini, tantangan utamanya ekonomi global dengan ketidakpastian yang sulit dihitung, sulit dikalkulasi, saya berharap ekonomi kita masih bisa tumbuh di atas 5%," kata Presiden.

Disamping itu juga, Saat hadir dalam Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengingatkan ancaman resesi yang berpotensi terjadi pada 2023.  Ia menyebutkan, tahun 2023 akan menjadi tahun yang berat bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Karena menurutnya, ujian berat yang akan dihadapi oleh seluruh pemangku kepentingan yaitu bagaimana mengendalikan inflasi global, mencegah terjadinya resesi, dan terus meningkatkan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

“Kita berharap bahwa seluruh pemangku kepentingan termasuk KSSK akan terus bekerja di dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional khususnya sektor keuangan. Karena ini akan menjadi ujian yang sangat berat bagi kita semua menghadapi tahun 2023, yang disebutkan menjadi tahun ujian oleh Presiden,” ujar Sri Mulyani.

Namun dia berharap, Kementerian Keuangan RI, Bank Indonesia, OJK, dan LPS bisa menjalankan berbagai kebijakan secara konsisten guna membangun fondasi sektor keuangan yang kuat, stabil, kredibel, akuntabel, dan dipercaya.

“Ini adalah suatu tugas yang tidak mudah, namun harus dilakukan. Ini juga merupakan tugas untuk menggapai potensi capital market yang sangat besar di Indonesia,” ungkap Sri Mulyani.

Sementara itu, Menurut Sri Mulyani, Kehadiran Presiden Jokowi pada pembukaan perdagangan di BEI, merupakan simbol bagi seluruh jajarannya untuk siap bekerja keras untuk mengawal 2023 menjadi tahun yang resilien, optimistis, dan waspada, namun terus mencapai yang terbaik. (IL/rel)

Komentar

Loading...